HDR

























oh iya belakangan ini gue mencoba belajar HDR,tu sudah liat kan hasil iseng-iseng gue hehe..semoga ini bisa memotivasi kalian dalam bercreativitas,kapan-kapan nanti gue bikin tutorilanya deh..
haha
Dalam dunia fotografi digital (bukan analog), banyak sekali teknik yang bisa kita gunakan untuk menangkap objek foto. Ada yang namanya panning, menangkap objek bergerak dengan kecepatan tertentu sembari mengarahkan kamera mengikuti objek. Ada juga yang namanya Infrared Photography, teknik yang hanya mengizinkan sinar inframerah melewati kamera dan menolak hampir semua sinar kasatmata (RGB), dan teknik lainnya termasuk high-speed photography dan HDR (High Dynamic Range).
Untuk topik kali ini, akan kita batasi dalam pembahasan HDR saja. saya akan jelaskan hdr,saya juga masih mempelajarinya dan terus mencari obyek untuk kreativitas saya yang senag di bidang desain dan creativitas.
Apa itu HDR?
Secara teoritis, HDR diartikan sebagai mendapatkan gambar/image dengan jarak selisih dinamis cahaya yang tinggi, hadoooh..ribet ya?! :)
Jadi gini, pernah ga lo ngeliat foto jembatan/rumah/gunung/danau tapi beda banget dengan objek aslinya waktu lo datang ke sana. Langitnya lebih biru dengan kontras garis awan yang jelas, bayangan rumah yang tampak di rerumputan dan pijar matahari yang lebih berwarna. Di foto area gelap tampak seperti siluet, padahal kita masih bisa melihat dan membedakan warna daun-daunnya.
Kamera, (hampir) sama seperti mata kita mempunyai sensor untuk menangkap cahaya dan mengartikan bias cahaya tersebut sebagai objek. Tapi informasi yang ditangkap oleh sensor kamera jauh sedikit jika dibandingkan dengan pupil dan iris mata kita. Yang ditangkap oleh kamera hanya garis, bayangan, objek dan bentuk. Sedangkan mata kita mampu menangkap ’suasana’, memetakannya ke otak dan menimbulkan emosi (Subhanallah!).
Dengan teknik HDR, kita mencoba untuk ‘mendekati’ apa yang mata tangkap dan memvisualisasikannya ke dalam sebuah file foto.
Secara praktek, HDR adalah proses setelah kita mengambil beberapa seri gambar dengan exposure (intensitas cahaya yang berbeda), menggabungkannya, mengatur rasio kontras di dalam piranti lunak, yang mana kamera tidak dapat melakukannya secara langsung dalam satu jepret.
Gimana, mudeng? got the point? Savvy?
Gampang kan yaaa…gue yakin lo semua bisa menerima penjelasan gue di atas, kan pembaca blog ini pintar² semua =)
Ok, cukup dengan bla..bla..yadda..yadda-nya (baca: basa-basi). Kita masuk aja ke bagian teknis bagaimana cara mengambil dan memproses foto HDR.
Kata kunci dalam foto HDR adalah beberapa foto dengan exposure(intensitas cahaya) yang berbeda. Nilai exposure adalah gabungan dari variabel Apperture (bukaan lensa), shutter speed (kecepatan buka tutup lensa). Juga dengan bantuan software HDR, saya biasanya menggunakan photomatix dan software editing gambar, misalnya Photoshop.
Terima kasih pada teknologi digital yang semakin canggih, lo ga usah puyeng mikirin rumus logaritmik menghitung berapa exposure yang sesuai. Selama punya kamera digital yang mempunyai fitur AEB (Auto Exposure Bracketing) lo dengan mudah bisa mendapatkan gambar dengan intensitas cahaya yg berbeda.
Ya beberapa contoh hasil buatan saya hehe,cukup

dengan secangkir susu dan biskuit.
ya,tapi tetep deh lempar curhatnya kesini,oh iya belakangan ini gue mencoba belakangan ini belajar HDR,tu sudah liat kan hasil iseng-iseng gue hehe..semoga ini bisa memotivasi kalian dalam bercreativitas,kapan-kapan nanti gue bikin tutorilanya deh.. haha


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Gimana si caranya buwat foto HDR dengan kamera canon 7D?

Posting Komentar